Sementara untuk produksi produk Paul memilih untuk memanfaatkan pabrik di China. Hal ini ia lakukan karena banyak pabrik lokal yang menolak membuatkan kantong kotoran sesuai kemauannya karena mereka merupakan pendukung Donald Trump.
“Dalam minggu pertama, saya mampu menjual 24 ribu kantong kotoran. Sebagian besar konsumen memilih untuk membeli paket satu isi tiga dengan harga US$ 12,99,” terang Paul.
Tak jarang, pria pecinta anjing ini juga sering mendapat teror karena merilis produk yang dinilai ofensif. Meski demikian, ia tidak takut dan tetap lanjut menjalankan bisnis yang sudah dirintisnya.
“Saya tetap bangga bisa menjadi pengusaha yang membuka lapangan kerja di negara ini, yang secara tidak langsung bisa membantu perekonomian,” kata Paul.
“Akan selalu ada orang yang tidak suka, tapi itu tidak apa-apa. Masih ada orang yang menganggap produk ini sebagai humor saja,” lanjut Paul lagi.