Berkumpul dengan sesama pengguna niqab atau cadar mampu menumbuhkan rasa percaya diri. Alasan itu, membuat para pengguna niqab membentuk komunitas bernama Niqab Squad.
Terbentuk sejak Februari 2017, komunitas ini awalnya hanya beranggotakan 150 pengguna niqab. Namun, belum genap satu tahun, Niqab Squad telah menjamur di lebih dari 20 kota seluruh Indonesia. Mulai dari Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, dan Nusa Tenggara.
“Kalau saat ini, dari seluruh kota total anggota lebih dari 3000 orang,” kata Tyas yang menjadi Koordinator Niqab Squad Jakarta.
Saling berbagi informasi di media sosial dan melakukan pertemuan antar anggota setiap pekan, menjadi agenda rutin. Komunitas ini pun kerap memilih tempat-tempat umum sebagai lokasi pertemuan.
“Jadi agar masyarakat tahu wanita berniqab itu bukan kesannya teroris atau negatif. Walau berniqab, kami tetap bisa bersosialisasi,” kata salah seorang anggita Niqab Squad Bogor, Yulianda.
Salah satu lokasi kumpul-kumpul yang mereka pilih yakni Kebun Raya Bogor. Sekitar 50 pengguna niqab hadir di sana, 17 Desember 2017 lalu. Mereka mengisi pertemuan dengan makan bersama, pengenalan anggota baru serta jalan berkeliling kebun raya.
Niqab Squad juga kerap mengundang komunitas niqab lain untuk bersilaturahmi. Tujuannya, agar bisa saling mendukung dan berbagi pengalaman.
“Saling mengundang bila ada kegiatan, baik itu kajian ilmu agama atau olahraga bersama, membuat kegiatan sosial,” tambahnya.
:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/1840099/original/008982500_1516597418-Kominitas_Niqab_Squad_Bogor.jpg)
Selain Niqab Squad, ada pula komunitas panahan Akhwat Archery. Meski tak semuanya menggunakan niqab, komunitas panahan khusus perempuan ini, punya banyak anggota pengguna cadar.
Liputan6.com sempat mengikuti latihan Akhwat Archery di Arcici Sport Center, Jakarta Pusat, 31 Desember 2017 lalu. Waktu itu, sekitar 25 pengguna niqab berlatih memanah. Ada yang sudah mahir dan ada juga yang masih pemula.
“Konsentrasi, yakin tujuannya papan target yang warna kuning, jangan ragu,“ kata seorang pelatih yang juga menggunakan niqab.
Dalam latihan hari itu, niqab dan jubah panjang tampak tidak menghalangi gerakan mereka. Sejumlah anak panah melesat cepat tepat sasaran.
“Panahan ini, salah satu yang disunahkan oleh Rosullah, selain berkuda dan berenang. Mudah kerena dengan pakaian syar’i pun kita bisa memanah,” kata Seyla, anggota komunitas Akwat archery pada Rekanbola.com.
Ragam Alasan Menggunakan Niqab
Eva Nisa yang merupakan Dosen Art History, Classics and Religious Studies di University of Wellington Victoria, Selandia Baru pernah meneliti tentang wanita berniqab di Indonesia, November 2017 lalu.
Dia mengatakan, motif pengguna niqab atau cadar di Indonesia sangat variatif. Ada yang murni karena alasan keagamaan. Namun ada pula yang hanya sebagai bentuk kepatuhan terhadap moralitas mengenai kesalehan perempuan.
“Bahkan, ada yang menggunakan niqab dengan alasan pragmatis. Hanya untuk menutupi identitas mereka,” sebutnya dalam surel yang dikirmkan ke Liputan6.com, Desember 2017 lalu.
Sementara itu, pandangan pihak luar terhadap pengguna niqab juga berbeda-beda. Hal itu tergantung pada kemampuan pengguna niqab untuk lebih proaktif dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
“Interaksi akan membantu outsiders memahami mereka,” katanya.
Eva menambahkan, perempuan pengguna niqab di Indonesia sangat variatif dan majemuk. Dengan begitu, gaya hidup pengguna niqab ini tidak bisa digeneralisir. Bahkan, model niqab dan warna pakaian pun bisa berbeda antara sesama pengguna niqab.
Dari sisi pemahaman agama tentunya tidak sama bagi para pengguna niqab di Indonesia. Termasuk, cara pengguna niqab mengekspresikan ajaran agama pun bisa berbeda.
“Mereka (tidak semua) berafiliasi dengan kelompok Islam tertentu,” ucapnya.